'/> Penyebab, Jenis Dan Pola Kalimat Ambigu

Info Populer 2022

Penyebab, Jenis Dan Pola Kalimat Ambigu

Penyebab, Jenis Dan Pola Kalimat Ambigu
Penyebab, Jenis Dan Pola Kalimat Ambigu

Contoh Kalimat Ambigu – Di dalam bahasa Indonesia, setiap kata akan mempunyai artinya masing-masing. Namun bagaimana kesudahannya kalau ada kata, frasa, atau klausa yang justru mempunyai makna lebih dari satu. Kondisi inilah yang lalu disebut dengan ambigu.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, ambigu berarti mempunyai makna lebih dari satu. Keambiguan ini sanggup menjadikan keraguan atau ketidakjelasan dalam kalimat yang diucapkan atau ditulis. Keambiguan lebih sering muncul dalam bahasa tulisan.

Penyebab, Jenis dan Contoh Kalimat Ambigu

Hal ini sanggup terjadi apabila penanda ejaan tidak diletakkan secara tepat, maka akan timbul makna ganda. Keambiguan ini sanggup terjadi pada kata, frasa, atau kalimat. Biasanya, untuk menghindari ambigu maka harus memilih pemilihan kata yang sempurna atau dengan meletakkan tanda baca di kawasan yang semestinya.

 setiap kata akan mempunyai artinya masing Penyebab, Jenis dan Contoh Kalimat Ambigu
Ilustrasi: Contoh Kalimat Ambigu

Faktor Penyebab Ambiguitas

Sebelum Ada tiga faktor yang sanggup menyebakan terjadinya keambiguitas baik pada komunikasi verbal maupun tulisan. Hal itu yaitu :

1. Faktor Morfologi

Faktor ini muncul diakibatkan oleh pembentukan kata atau kalimat itu sendiri. Contoh :

Pensil Andi terbawa Iwan. Kalimat ini sanggup berarti :

  • Pensil milik Andi tidak sengaja terbawa Irwan
  • Pensil milik Andi sengaja dibawa Irwan

Masuk angin, sanggup menjadikan makna yang berbeda dalam sebuah kalimat.

  • Karena kehujanan semalam, Ayah merasa tidak yummy tubuh lantaran masuk angin.
  • Saat Iman Membuka pintu masuklah angin yang sangat kencang ke dalam rumah.

2. Faktor Sintaksis

Faktor ini muncul diakibatkan dilema sintak atau penyusunan pada kata atau frasa itu sendiri.

Contoh :

Gigit jari, perhatikan kalimat berikut :

  • Tim bola basket itu harus gigit jari lantaran kalah.
  • Adik kecilku sekarang bahagia menggigit jari tangannya.

Keras kepala

  • Iwan yaitu anak yang keras kepala.
  • Pemain sirkus tadi mempunyai kepala yang keras.

3. Faktor Struktural

Faktor ini muncul lantaran diakibatkan oleh struktur pada kalimat itu sendiri. Contoh :

Irwan anak Pak Bambang terjatuh dari sepeda. Struktur kalimat menyerupai ini sanggup mengakibatkan ambigu. Perhatikan kalimat dibawah ini :

  • Irwan anak Pak Bambang terjatuh dari sepeda (Irwan yang terjatuh dari sepeda)
  • Irwan, anak Pak Bambang terjatuh dari sepeda (anak Pak bambang yang terjatuh dari sepeda)

Aldi, Iwan, Doni dimarahi Bu guru. Perhatikan kalimat berikut :

  • Aldi. Iwan, Doni dimarahi Bu guru (Iwan dan Doni yang dimarahi Bu guru)
  • Aldi, Iwan. Doni dimarahi Bu guru (Doni yang dimarahi Bu guru)
  • Aldi, Iwan, Doni dimarahi Bu guru (Aldi, Iwan, dan Doni yang dimarahi Bu guru)

Jenis Kalimat Ambigu

Dari faktor-faktor tersebut kalimat ambiguitas pun terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya :

1. Ambiguitas Fonetik

Jenis ambigu yang pertama yaitu ambiguitas fonetik. Jenis keambiguan ini terjadi akhir persamaan suara yang diucapkan. Karena keambiguan ini terjadi ketika percakapan, maka jenis ini sering terjadi dalam obrolan sehari-hari. Contoh:

  • Putri tiba ke sini memberi tahu.

Frasa “memberi tahu” sanggup mengandung dua arti yaitu memberi tahu (makanan yang terbuat dari kedelai), ataukah menawarkan suatu informasi.

Keambiguan ini muncul lantaran suara yang diucapkan antara “memberi tahu” yang berarti menawarkan kuliner dan “tahu” yang berarti “memberikan informasi” sama. Oleh lantaran itu perlu didengarkan pembicaraan secara lengkap.

2. Ambiguitas Gramatikal

Sesuai dengan namanya, ambiguitas gramatikal terjadi lantaran proses pembentukan ketatabahasaannya. Akan tetapi, kata-kata yang mengalami ambiguitas jenis ini akan hilang kalau sudah masuk dalam konteks kalimat. Contoh:

Orang tua

Kata tersebut mempunyai dua arti yaitu (1) orang yang sudah tua, dan (2) ibu bapak. Ketidakjelasan ini akan sirna sesudah adanya kalimat berikut :

  • Orang bau tanah kandung Budi belum diketahui keberadaannya.  (makna: ibu bapak)
  • Kemarin maghrib saya bertemu orang bau tanah bertongkat hitam.  (makna: orang yang sudah tua)

3. Ambiguitas Leksikal

Jenis ambigu yang ketiga yaitu ambiguitas leksikal. Keambiguan jenis ini disebabkan oleh faktor kata itu sendiri. Contoh:

  • Anton berlari dengan sangat kencang ketika lomba maraton.
  • Anton lari dari kenyataan hidup yang pahit.

Kata “lari” pada kedua kalimat di atas mempunyai beda makna. Pada kalimat pertama, “lari” berarti acara lari, sedangkan kalimat kedua “lari” berarti menjauh.

Bagaimana? Kini adik-adik sudah paham bukan dengan kalimat ambigu, dan tentu sudah sanggup menciptakan kalimat ambigu sendiri.

Demikianlah ulasan seputar penyebab, jenis dan referensi kalimat ambigu dari kami. Semoga bermanfaat untuk adik-adik semau. Jangan lupa juga untuk membagikan artikel ini kepada teman-temannya ya. Supaya teman-temannya juga ikutan pintar deh, 😀

Jangan lewatkan juga: Ciri dan Contoh Kalimat Persuasif

Advertisement

Iklan Sidebar